Meraih kasih Allah – Doa yang membuka pintu langit.

Adalah Doa iftitah yang menjadi doa sederhana menjadi kunci pembuka pintu langit. Doa ini dibaca dalam solat setelah takbiratul ihram pada rakaat pertama. Isinya memiliki makna mendalam tentang pengakuan seorang hamba atas kelemahan dan kelengahan hingga memerlukan perlindungan dan pengampuanan dari-Nya.  Doa iftitah juga berisi tentang permohonan dan petunjuk agar diberikan akhlak yang mulia serta dihindarkan dari berbagai akhlak yang buruk.


Doa iftitah merupakan inisiatif dari seorang sahabat yang membacanya ketika solat berjamaah bersama Nabi Muhammad SAW. Ternyata bacaan doa ini memukau Nabi SAW karena mampu membuka pintu-pintu langit. Akhirnya bacaan doa iftitah ini mendapat legitimasi dari Rasulullah dan masuk dalam sunah yang dikerjakan dalam solat.


Hadis sahih riwayat Imam Muslim mengungkapkan tentang sahabat yang menjadi makmum Rasulullah membaca doa  hingga terdengar oleh jemaah di sampingnya. Bacaan tersebut memiliki erti   “Sungguh Allah Maha Besar, segala puji hanya bagiNya dengan pujian yang banyak. Mahasuci Allah di pagi dan petang hari”

Ternyata Rasulullah SAW mendengar doa yang dibaca tersebut kemudian  bertanya kepada para sahabat beliau.


“Siapa yang tadi mengucapkan kalimat ini dan ini?” Rupanya beliau mendengar doa itu.“Saya, ya Rasulullah,” jawab sahabat tadi. Lantas Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Aku takjub dengan doa itu. Pintu-pintu langit dibuka karenanya.” (HR. Imam Muslim)


Keutamaan dari doa iftitah membuat salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW, Ibnu Umar radhiyallahu tertarik. Jika Nabi sudah mengungkapkan keutamaannya, itu berarti bacaan sangat agung dan mulia. Sejak saat itu, Ibnu Umar selalu membaca kalimat tersebut sebagai doa iftitah setiap kali solat.


Doa iftitaf yang dimasukan dalam shalat merupakan contoh adanya hal baru yang ‘diciptakan’ sahabat dan disetujui oleh Rasulullah SAW. Syaikh Abdul Ilah bin Husain Al ‘Afraj  mengatakan bahwa hal ini disebut dengan hadits taqriri. Yaitu perkataan atau perbuatan sahabat yang disetujui oleh Rasulullah. Sebab, ada pula hal baru–baik perkataan atau perbuatan sahabat- yang tidak disetujui oleh Rasulullah sehingga sahabat tersebut tidak meneruskannya.


Berikut ini  terjemahan dari do’a iftitah yang dibaca setelah takbiratul ihram (rakaat pertama) sebelum surat al fatihah.  


(Allahu akbar, kabirau walhamdu  lillahi katsira, wa subhanallahi bukrotaw washila)


Maknanya: Allah Maha Besar lagi sempurna kebesaran-Nya, segala puji bagi Allah dengan sebanyak-banyak pujian. Dan Maha Suci Allah sepanjang pagi dan sore.


(wajjahtu wajhiya lilladzi fatharas samawati wal arha hanifam muslimaw wa ma ana minal musyrikin)


Makna: Kuhadapkan wajahku kepada Dzat yang mencipta langit dan bumi dalam keadaan lurus dan pasrah. Dan aku bukanlah dari golongan orang-orang yang menyekutukan Allah.


(inna shalati wa nusuki wa mahyaya wa mamati lillahi rabbil alamin la syarika lahu wa bidzalika umirtu wa ana minal muslimin)


Maknanya: Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku semata hanya untuk Allah Tuhan Semua Alam, tiada sekutu bagi-Nya. dan begitulah aku diperintahkan dan aku dari golongan orang muslim. 


Doa iftitah memang menjadi sunah dalam solat. Dimana jika ini dikerjakan berpahala, dan jika ditinggalkan tidak berdosa. Ini berarti tidak ada perintah wajib bagi manusia untuk membaca doa ini ketika solat. Namun sangat meruginya kita sebagai manusia jika tidak membaca doa yang dapat membuka pintu langit ini. Semoga dalam solat, kita selalu membacanya dan tidak meninggalkan Iftitah. 

Semoga usaha dan amalan kita diterima Allah, insyaAllah.
Read more www.anakkuwiraku.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *